- Back to Home »
- SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE AHP (CONTOH KASUS PEMILIHAN PONSEL)
Posted by : annisa oktavia pasaribu
Sabtu, 10 Mei 2014
Ditulis oleh: hardy bonvisa - Friday, 22 November 2013
Bonvisa Satu Hati
ABSTRAK
Dalam perkembangan ponsel yang semakin modern
menjadikan ponsel sebagai kebutuhan primer dengan perkembangan modern
dengan criteria-kriteria yang sangat modern. Untuk menentukan pilihan
yang terbaik, banyak kriteria yang dijadikan penilaian pemilihan
ini. Criteria yang di nilai adalah berupa harga fitur dan teknologi
ponsel. Salah satu metode sistem pengambilan keputusan dalam menentukan
persoalan yang melibatkan multi kriteria adalah dengan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP).
System pengambilan keputusan merupakn sistem yang berbasis komputer yang
ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model
tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.
Sedangkan AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan
multikriteria yang dapat membantu kerangka berpikir manusia dimana faktor
logika, pengalaman pengetahuan, emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu
proses sistematis.
Dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ini
digunakan untuk membantu melakukan penilaian dan dapat dijadikan masukan bagi
user dalam mengambil keputusan pemilihan ponsel yang layak menjadi
yang terbaik.
Kata kunci : pemilihan ponsel, Analytical
Hierarchy Process (AHP), multi kriteria,System pengambilan keputusan.
PENDAHULUAN
1.latar belakang
Dengan kemajuan teknologi sangat modern
sekarang ini yang semakin pesat dan, terutama dalam bidang IT. Sebuah ponsel
sudah tidak lagi sebagai barang mewah seperti sebelumnya, sekarang ponsel sudah
menjadi kebutuhan primer, dan karena perkembangan yang luar biasa ini para
vendor ponselpun semakin memberikan fasilitas-fasilitas dengan fitur
–fitur yang sangat modern mulai dari yang hanya sebagai alat komunikasi, sampai
sebagai internet mobile dan lainnya.
Dikarenakan perkembangan ponsel yang
begitu dratis membuat daya beli orang semakin tinggi dengan kriteria – kriteria
yang ada, mulai jaringan sampai dengan yang operating sistemnya. Dan
dikarenakan banyaknya kriteria yang ada pada handpone maka membuat pilihan yang
banyak sekali.
System pendukung keputusan yang saat ini
berkembang dengan macam metodenya yang salah
satunya adalah metode AHP (Analytical Hierarcy Process)
. Dengan mengacu kepada solusi yang diberikan oleh metode AHP (Analytical
Hierarcy Process) dalam membantu membuat keputusan, seorang decision
maker dapat mengambil keputusan tentang pemilihan ponsel secara
objektif berdasarkan multi kriteria yang ditetapkan.
Oleh sebab itu
suatu sistem pendukung keputusan untuk pemilihan ponsel dengan mengunakan
metode AHP atau Analytic Hierarchy Process yang menghitung pada kriteria –
kriteria yang telah dibuat dan menetapkan keputusan dalam
kegiatan ini sangat berguna sekali bagi user.
2.Perumusan masalah
1.Pengertian Sistem Pendukung
Keputusan ( Decision Support System / DSS)
2.Konsep Sistem Pendukung Keputusan
3.Konsep
Keputusan
4.Tahapan
Pengambila Keputusan Menurut Herbert A.
5.Macam-macam
metode sistem pendukung keputusan.
6.Sistem
Pendukung Keputusan dalam Pemilihan Kriteria dan kategori ponsel dengan Metode
AHP
3 Tujuan
- Menambah wawasan dan
pengetahuan tentang Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support System )
serta metode-metode yang digunakan.
- Dengan adanya sistem pendukung keputusan dapat
memberikan kemudahan kepada semua orang yang ingin membeli ponsel dengan
mengunakan beberapa kriteria, sehingga dapat diambil keputusan untuk menetapkan
ponsel yang terbaik dengan kriteria yang telah di tentukan dengan metode AHP.
PEMBAHASAN
1. pengertian system pendukung keputusan
(DSS)
Secara umum DSS adalah sistem
berbasis komputer yang interaktif, yang membantu mengambil keputusan
dengan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
terstruktur. Sedangkan secara khusus DSS adalah Sebuah sistem yang
mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam
memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun
usulan menuju pada keputusan tertentu.
Adapun menurut para ahli definisi
dari DSS adalah sebagai berikut :
a. Menurut
Mann dan Watson, DSS adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan
keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan
masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
b. Menurut
Maryam Alavi dan H.Albert Napier, DSS adalah suatu kumpulan prosedur pemrosesan
data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan
berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
c. Menurut
Little, DSS adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan
berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai
permasalahan yang terstruktur atupun tidak terstruktur dengan menggunakan data
dan model.
d. Menurut
Raymond Mc Leod, DSS adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan
untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada
berbagai tingkatan.
e. Turban & Aronson (1998), DSS adalah sistem yang digunakan untuk mendukung dan
membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi
terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas
pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan
posisi dan peran manajer
2. Konsep Sistem Pendukung Keputusan
( Decision Support System / DSS )
Konsep
DSS dimulai akhir tahun 1960 dengan time sharing komputer yaitu untuk pertama
kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus
melalui spesialis informasi. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh
Anthony Gory dan Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada
pengambilan keputusan manajemen. Konsep DSS menggunakan informasi spesifik yang
ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dengan menggunakan
model sebagai dasar pengembangn alternatif yang secara interaktif dapat
digunakan oleh pemakai. Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa DSS
mempunyai karakteristik tersendiri, antara lain :
a. DSS
dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang
bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b. Dalam
proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik
analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi
pencari/interogasi informasi,
c. DSS
dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang
yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi,
d. DSS
dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi
yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
3.
Konsep Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan hal yang pokok bagi pemegang jabatan manajer. Karena
keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan
masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk
memanfaatkan kesempatan di dalam perusahaan. Model sistem yang dipergunakan
untuk mengambil keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem
pengambilan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan-masukan
yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini pengambil keputusan
dianggap :
a. Mengetahui
semua alternatif dan akibat atu hasil dari masing-masing alternatif;
b. Mempunyai
suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat
urutan alternatif yang lebih disukainya,
c. Memilih
alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau
kegunaan.
Paham pengambilan keputusan yang
tertutup jelas menganggap bahwa orang yang rasional secara logis menguji semua
alternatif, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang lebih disukai, dan memilih
alternatif yang mendatangkan hasil terbaik.
Sistem pengambilan keputusan terbuka adalah keputusan yang dipengaruhi oleh
lingkungan, dan proses pengambilan keputusan selanjutnya juga mempengaruhi
lingkungan tersebut. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya
rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas-batas
yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan alternatif-alternatif,
kemampuan untuk menangani model keputusan dan sebagainya. Mengingat tujuan
model tertutup telah dirumuskan dengan baik, tujuan model terbuka sama dengan
tingkat keinginan sebab model terbuka dapat berubah apabila pengambil keputusan
menerima bukti keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan
model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan :
a. Tidak
mengetahui semua alternatif dan semua hasil,
b. Melakukan
penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang
memuaskan,
c. Mengambil
keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas
urutan pilihan-pilihan karena tingkatan keinginan berubah menangani perbedaan
antara hasil dan tingkat keinginan.
4.
Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
Ada
4 tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon yaitu :
1. Kegiatan
Inteligen yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang
berguna bagi pemecahan masalah,
2. Kegiatan
Merancang yaitu menemukan, mengembangkan, dan manganalisa arah tindakan
yang mungkin dapat dipergunakan. Dalam hal ini mengandung proses-proses untuk
memahami masalah, untuk menghasilkan cara pemecahan masalah dan untuk menguji
apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Kegiatan
Memilih yaitu memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang
ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
4. Kegiatan
Menelaah disebut juga pemahaman yaitu menyelidiki lingkungan tentang
kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah
dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
5.
macam- macam metode sistem pendukung keputusan
1. Metode
Sistem pakar
Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan
kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar.
· Ciri
Sistem Pakar
1. Memiliki
informasi yang lebih handal.
2. Mudah
di modifikasi dan dapat beradaptasi.
3. Dapat
digunakan dalam berbagai jenis komputer.
2. Metode
Regresi linier
Merupakan metode statistika yang digunakan untuk
membentuk model
hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y)
dengan satu atau lebih variabel bebas (independen, prediktor, X).
3. Metode
B/C Ratio
Metode B/C didefinisikan sebagai perbandingan (rasio)
nilai ekivalen dari manfaat terhadap nilai ekivalen dari biaya-biaya. Metode
nilai ekivalen yang biasa digunakan adalah PW dan AW
4. Metode
AHP(Analytical Hierarchy Process)
a. Definisi
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Diikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an.
Metode ini merupakan salah satu model pengambilan keputusan multikriteria yang
dapat membantu kerangka berpikir manusia dimana faktor logika, pengalaman
pengetahuan, emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu proses
sistematis. Pada dasarnya, AHP merupakan metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok
– kelompoknya, dengan mengatur kelompok tersebut
ke dalam suatu hierarki, kemudian memasukkan nilai numerik sebagai pengganti
persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif. Dengan suatu sintesa
maka akan dapat ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas
tertinggi.
Menurut Badiru (1995), AHP merupakan suatu
pendekatan praktis untuk memecahkan masalah keputusan kompleks yang
meliputi perbandinagn alternatif.AHP juga memungkinkan pengambilankeputusan
menyajikan hubungan hierarki antara faktor, atribut, karakteristik atau alternative dalam
lingkungan pengambilan keputusan. Dengan cirri – ciri khusus,
hierarki yang dimilikinya, masalah kompleks yang tidak terstruktur
dipecahkan dalam kelompok -kelompoknya.
Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP
ada beberapa prinsip yang harus
dipahamidiantaranya adalah : decomposition,comparative judgment,
synthesis of priority, dan logicalconsistency.
b. Prinsip AHP
1. Decomposition (Penyusunan
Hirarki).
Setelah persoalan
didefenisikan, maka perlu dilakukan decomposition yaitu
memecah persoalan yang utuh menjadi unsur – unsurnya. Jika
ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap
unsur – unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut,
sehinggadidapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini,
maka proses analisis ini dinamakan hierarki (hierarchy). Ada 2
(dua) jenis hierarki, yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hierarki
lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki
semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidakdemikian dinamakan
hierarki tak lengkap.
2. Comparative
Judgement (Penilaian Perban- dingan Berpasangan.
Prinsip ini berarti
membuat penilaian tentang kepentingan relative 2 (dua) elemen pada suatu
tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya.Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas
elemen – elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak
bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise
comparison. Pertanyaan yang biasa diajukan dalam penyusunan skala
kepentingan adalah :
a. Elemen mana yang lebih
(penting/disuka/…) ?
dan
b.
Berapa kali lebih (penting/disuka …) ?
Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan 2 (dua)
elemen seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh
tentang elemen – elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria
atau tujua yang dipelajari.
3. Sintesa
Prioritas
Sintesa prioritas
dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari
kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen
dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau
dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti
prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.
c. Langkah dan Prosedur AHP.
Buchara
(2000) mejelaskan bahwa secara umum, langkah – langkah yang harus dilakukan
dalam menggunakan AHP untuk memecahkan suatu masalah adalah sebagai berikut :
1. Mendefenisikan
permasalahan dan menentukan tujuan. Bila AHP digunakan untuk memilih alternatif
atau menyusun prioritas alternatif, maka tahap ini dilakukan pengembangan
alternatif.
2. Menyusun
masalah ke dalam suatu struktur hierarki sehingga permasalahan yang kompleks
dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terukur.
3. Menyusun
prioritas untuk tiap elemen masalah pada setiap hierarki. Prioritas ini
dihasilkan dari suatu matriks perbandingan berpasangan antara seluruh elemen
pada tingkat hierarki yang sama.
4. Melakukan
pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang
didapatkan pada tiap tingkat hierarki.
1. Pengambilan data dari obyek yang
diteliti.
2. Menghitung
data dari bobot perbandingan berpasangan responden dengan
metode “pairwise comparison” AHP berdasar hasil kuisioner.
3. Menghitung rata-rata rasio
konsistensi dari masing-masing responden.
4. Pengolahan
dengan metode “pairwise comparison” AHP.
5. Setelah dilakukan pengolahan
tersebut, maka dapat disimpulkan adanya
konsitensi dengan tidak, bila data tidak konsisten maka
diulangi lagi dengan pengambilan data seperti semula, namun bila sebaliknya maka
digolongkan data terbobot yang selanjutnya dapat dicari nilai beta (b)
1. Struktur
yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih sampai
pada sub-sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan
validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif
yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output
analisis sensitivitas
pengambilan
keputusan.
1. Ketergantungan model
AHP pada input utamanya.
Input utama ini berupa
persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas
sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut
memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa
ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari
kebenaran model yang terbentuk.
5. Metode
IRR
6. Metode
NPV
7. Metode
FMADM
Fuzzy Multiple Attribute Decission Making adalah
suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah
alternatif dengan kriteria tertentu
8. Metode
SAW
Metode SAW sering juga dikenal dengan istilah metode
penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan
terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua attribut. Metode
SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang
dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
6. Contoh Kasus
Kasus yang
dibahas ini adalah pemilihan ponsel masa kini yang terbaik dari berbagai brand
ternama. Antara Nokia, Samsung, SonyEricson.
· Dasar Penentuan Kriteria.
Penentuan kriteria-kriteria dalam SPPK ini didasarkan
pada hal-hal yang sekiranya sangat berpengaruh dalam sebuah telepon seluler
(ponsel) baik hardware, teknologi, software maupun jaringan. Pada setiap
kriteria diberikan bobot yang berbeda-beda karena setiap kriteria memiliki
pengaruh yang dominan atau tidak dalam spesifikasi sebuah ponsel,berikut penjelasan
setiap kriteria :
1. Fitur.
Meliputi : kamera
musik
ketajaman warna
layar
internet mobile dll.
Sistem Operasi diberikan bobot sebanyak 15%.
2. Teknologi.
Meliputi : Touch screen
Touch Pad
Teknologi diberikan bobot sebanyak 5%.
3. Harga.
Meliputi : Low End
High End
Harga diberikan bobot sebanyak 20%.
a. Yang pertama kali
dilakukan adalah Menentukan bobot kriteria mana
yang paling
penting, yang dalam terminologi AHP
disebut pair-wire comparation
· Harga
4 kali lebih penting dari Teknologi
· Harga
1,5 kali lebih penting dari fitur
· Fitur
3 kali lebih penting dari teknologi.
Selanjutnya hasil pair-wire
comparation diatas akan dibuat tabulasinya, yang dalam istilah AHP
disebut sebagai pair comparation matrix.
Pair comparation
matrix
|
||||
Kriteria
|
Harga
|
Fitur
|
Teknologi
|
Priority Vector
|
Harga
|
1
|
1,5
|
4
|
0,5143
|
fitur
|
0,7
|
1
|
3
|
0,3620
|
teknologi
|
0,25
|
0,33
|
1
|
0,1232
|
Jumlah
|
1,95
|
2,83
|
8
|
0,9995
|
Pricipal Eigen Value
(lmax)
|
3,0
|
|||
Consistency Index
(CI)
|
0
|
|||
Consistency Ratio
(CR)
|
0,0%
|
Keterangan :
· Jumlah merupakan penjumlahan dari semua angka yang ada pada
baris diatasnya dalam satu kolom.
· Priority Vector
merupakan hasil penjumlahan dari semua
sel disebelah Kirinya (pada baris yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi
dengan jumlah yang ada dibawahnya,
kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan angka 3.
Angka 3 diperoleh dari jumlah
kriteria yaitu harga, fitur dan teknologi.
· Priority vector = 0,5143 diperoleh dari
perhitungan (1/1,95+1,5/2,83+4/8) * 1/3
· Priority vector = 0,3620 diperoleh dari perhitungan
(0,7/1,95+1/2,83+3/8) * 1/3
· Priority vector= 0,3620 diperoleh dari
perhitungan(0,25/1,95+0,33/2,83+1/8)*1/3
· Prioity Vector menunjukan bobot dari masing-masing kriteria, jadi
dalam hal ini harga merupakan bobot tertinggi/terpenting dalam pemilihan
ponsel, disusul fitur dan yang terakhir adalah teknologi.
· Setelah mendapatkan bobot untuk setiap kriteria
(yang ada pada kolom Priority Vector), maka selanjutnya mengecek
apakah bobot yang dibuat konsisten atau tidak. Untuk hal ini, yang
pertama yang dilakukan adalah menghitung Pricipal Eigen
Value (lmax) matrix.
Principal Eigen Value (lmax) matrix perhitungannya dengan cara menjumlahkan
hasil perkalian antara jumlah dan priority vector.
Principal Eigen Value (lmax) =
(1,95×0.5143)+(2,83×0,3620)+(8×0.1232)=3,0
· Menghitung
Consistency Index (CI) dengan rumus
CI = (lmax-n)/(n-1), untuk n = 3
CI= (3,0-3) / (3-1) = 0, CI sama dengan nol berarti pembobotan yang dilakukan sangat konsisten
· Menghitung
Consistency Ratio (CR) diperoleh dengan
rumus CR=CI/RI, nilai RI bergantung pada jumlah kriteria seperti pada tabel
berikut:
n
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
RI
|
0
|
0
|
0,58
|
0,9
|
1,12
|
1,24
|
1,32
|
1,41
|
1,45
|
1,49
|
Jadi untuk n=3, RI=0.58.
CR=CI/RI = 0/5,8 = 0,0
Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama
dengan 10% , ketidak konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika
lebih besar dari 10%, tidak bisa diterima.
b. Yang ke dua memberi penilaian
terhadap ponsel , disebut pair-wire
comparation.
- Memberikan
penilaian bobot harga :
Samsung harganya 4 kali lebih murah
dari Nokia
Samsung harganya 3 kali lebih murah dari
Sony ericson
Nokia harganya 1/2 kali lebih murah
dari Sony ericson.
Pair wire comparation :
Pair comparation
matrix
|
||||
Kriteria
|
Samsung
|
Nokia
|
sonyericson
|
Priority Vector
|
Samsung
|
1
|
4
|
3
|
0,6232
|
Nokia
|
0,25
|
1
|
0,5
|
0,3333
|
Sony ericson
|
0,33
|
2
|
1
|
0,2332
|
Jumlah
|
1,5833
|
7
|
4,5
|
1,1897
|
Pricipal Eigen Value
(lmax)
|
3,02
|
|||
Consistency Index
(CI)
|
0,1
|
|||
Consistency Ratio
(CR)
|
2,0%
|
Arti dari tabel diatas adalah dari
ketiga ponsel, yang paling murah adalah samsung dengan skor 0,6232 ,disusul
Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,2332.
Nilai CI adalah 0,1 yang berarti
pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai CR=2,0% lebih kecil
dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Memberikan penilaian bobot fitur
Kelengkapan Fitur Samsung ½ kali
dari Nokia
Kelengkapan Fitur Samsung 2 kali
dari Sony Ericson
Kelengkapan Fitur Nokia 3 kali dari
Sony Ericson
Pair-wire comparation :
Pair comparation
matrix
|
||||
Kriteria
|
Samsung
|
Nokia
|
sonyericson
|
Priority Vector
|
Samsung
|
1
|
0,5
|
2
|
0,3645
|
Nokia
|
2
|
1
|
3
|
0,3333
|
Sony ericson
|
0,5
|
0,33
|
1
|
0,3332
|
Jumlah
|
3,2
|
1,83
|
6
|
1,0310
|
Pricipal Eigen Value
(lmax)
|
3,76
|
|||
Consistency Index
(CI)
|
0,38
|
|||
Consistency Ratio
(CR)
|
0,06%
|
Arti dari tabel diatas adalah dari
ketiga ponsel, yang paling lengkap fiturnya adalah samsung dengan skor 0,3645
,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,332.
Nilai CI adalah 0,38 yang berarti
pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai CR=0,06% lebih kecil
dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Memberikan
penilaian bobot teknologi
Kecanggihan Teknologi Samsung 1/3 dari nokia
Kecanggihan teknologi Samsung 2 kali dari sony Ericson
Kecanggihan teknologi nokia 3 kali dari sony Ericson
Pair-wire
comparation :
Pair comparation
matrix
|
||||
Kriteria
|
Samsung
|
Nokia
|
sonyericson
|
Priority Vector
|
Samsung
|
1
|
0,33
|
2
|
0,3332
|
Nokia
|
3,03
|
1
|
3
|
0,9998
|
Sony ericson
|
0,5
|
0,33
|
1
|
0,3332
|
Jumlah
|
4,53
|
1,66
|
6
|
1,6662
|
Pricipal Eigen Value
(lmax)
|
5,16
|
|||
Consistency Index
(CI)
|
1,08
|
|||
Consistency Ratio
(CR)
|
0,36%
|
Arti dari tabel diatas adalah dari
ketiga ponsel, yang paling canggih teknologinya adalah Nokia dengan skor 0,9998
,disusul Samsung dan sony ericson dengan skor 0,3332.
Nilai CI adalah 1,08 yang
berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai CR=0,36% lebih
kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
c. Tahap ke tiga Setelah mendapatkan
bobot untuk ketiga kriteria, maka langkah terakhir adalah menghitung total skor
untuk ketiga ponsel.
Semua hasil penilaiannya tersebut
dalam bentuk tabel yang disebut Overall
composite weight.
Overall composite weight :
Overall composite
weight
|
Weight
|
Samsung
|
Nokia
|
Sony Ericson
|
Harga
|
0,5143
|
0,6232
|
0,3333
|
0,2332
|
Fitur
|
0,3620
|
0,3645
|
0,3333
|
0,3332
|
Teknologi
|
0,1232
|
0,3332
|
0,9998
|
0,3332
|
Composite Weight
|
0,4934
|
0,4151
|
0,2715
|
· Weight
diambil dari kolom Priority Vektor dalam matrix kriteria.
· Kolom
(Samsung, Nokia, Sony Ericson) diambil dari kolom priority vectir ketiga matrix
harga, fitur, teknologi.
· Composite
weight diperoleh dari hasil jumlah perkalian diatasnya dengan weight.
- Samsung =
0,5143.0,6232+0,3620.0,3645+0,1232.0,3332 = 0,4934
- Nokia = 0,5143.0,3333+0,3620.0,3333+0,1232.0,9998 =
0,4151
- Sony Ericson
= 0,5143.0,2332+0,3620.0,3332+0,1232.0,3332 = 0,2715
· Dari
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Samsung mempunyai skor paling tinggi yaitu
0,4934 , kemudian Nokia dengan skor 0,4151 dan paling bawah Sony Ericson
0,2715. Sehingga Ponsel yang paling baik dan dipilih adalah ponsel brand
Samsung.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Secara
umum DSS adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu
mengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terstruktur.
2. DSS
membantu pengambil keputusan dalam mengenai masalah dan kemudian
memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambil tindakan.
3. DSS
membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian
memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan
tindakan.
4. Metode
AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan multikriteria yang
dapat membantu kerangka berpikir manusia dimana faktor logika, pengalaman
pengetahuan, emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu proses sistematis.
5. AHP
metode yang dapat digunakan untuk pengambilan sebuah keputusan
,kesalahan,keterlambatan,keraguan untuk mengambil keputusan bisa berkurang.
6. Sistem
pendukung keputusan pemilhan ponsel berguna untuk membantu para pembeli
menentukan ponsel yang terbaik sebelum para pembeli membeli ponsel yang
dinginkan. Dengan memberikan pengukuran menggunakan beberapa kriteria dan
kategori yang telah ditentukan, ponsel dapat terukur kualitasnya. Jika ponsel memiliki
nilai tinggi pada kriteria dan kategori, maka ponsel termasuk ponsel yang baik
dan sebaliknya jika ponsel memiliki nilai yang kecil ponsel tersebut bernilai
kurang dalam hal kualitasnya.
1. Muliyadi,
2003, Perencanaan dan Pembuatan Perangkat Lunak Visualisasi Metode Analytical
Hierarchy Process (AHP), PENS-ITS.
2. L.
Saaty, Thomas, 1993, Pengambilan keputusan bagi para pemimpin, PT Pustaka
Binaman Pressindo
sangat bermanfaat. terimakasih
BalasHapusOlah Data Analytical Hierarchy Process (AHP) Dengan Expert Choice 11
BalasHapusWhatsApp : +6285227746673
PIN BB : D04EBECB
IG : @olahdatasemarang
Website : http://biro-jasa-spss.blogspot.co.id
Terdaftar Di Google Map Dengan Nama Olah Data Semarang